Jakarta (ANTARA) - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mendampingi Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan panen jagung di lahan pertanian di Kabupaten Boalemo, Provinsi Gorontalo.

“Hari ini kami mendampingi Bapak Presiden Joko Widodo meninjau jalannya panen raya jagung di Desa Kotaraja, Kecamatan Dulupi, Kabupaten Boalemo, Provinsi Gorontalo,” kata Amran dalam keterangan di Jakarta, Senin.

Amran meminta Perum Bulog segera menyerap produksi jagung dan gabah dalam negeri yang saat ini memasuki panen raya besar. Hal itu juga sesuai dengan pesan Presiden Jokowi terkait penyerapan gabah dan jagung nasional.

Menurut Amran, jika penyerapan tidak dilakukan, maka dikhawatirkan harga jagung dan gabah di tingkat petani akan semakin jatuh. Penyerapan juga penting untuk menekan impor beras dan jagung.

Selain menyerap, kata Mentan, Bulog juga harus membeli dengan harga yang wajar alias menguntungkan. Jangan sampai, petani rugi karena hasil panen lebih murah dari biaya ongkos produksi. Karena itu, Mentan berharap petani terus didampingi agar ke depan bisa melakukan produksi.

"Kalau ini dibeli dengan harga menguntungkan aku pastikan tidak ada lagi itu impor. Tapi jangan biarkan petani di saat harga jatuh berjalan sendiri, nah kami minta ​​​​Bulog supaya serap. Tolong diserap Ini harganya sudah Rp3.600," kata Mentan pula.

Presiden Jokowi bersama Mentan Andi Amran Sulaiman meninjau jalannya panen raya jagung di Desa Kotaraja, Kecamatan Dulupi, Kabupaten Boalemo, Provinsi Gorontalo.

Presiden mengaku senang, karena produksi jagung di daerah tersebut mengalami peningkatan alias melimpah ruah.

Hanya saja, kata Presiden, pihaknya meminta Perum Bulog untuk segera melakukan penyerapan hasil panen petani seperti jagung dan gabah, mengingat harga jagung di Gorontalo saat ini turun hingga Rp4.000 per kilogram.

Presiden berharap, produksi jagung mengalami kenaikan, namun harga juga bisa menyesuaikan agar tidak anjlok.

"Artinya kalau harganya sudah turun seperti itu, maka produksinya pasti melimpah. Dan kita harapkan produksinya naik, tetapi harganya juga meningkat, ini yang harus dilakukan pemerintah dengan mungkin pembelian-pembelian oleh Bulog," ujar Presiden pula.

Pada sisi lain, Presiden mengaku bersyukur karena saat ini impor jagung semakin menurun. Padahal dulunya, impor yang dilakukan bisa mencapai 3,5 juta ton.

Selain itu, Presiden juga sangat terkesan dengan Provinsi Gorontalo yang memiliki hamparan lahan jagung sangat luas.

"Kita pastikan bahwa produksi jagung kita terus meningkat karena impor jagung yang dulunya 3,5 juta ton telah turun menjadi 400-450 ribu ton. Saya terkesan karena Gorontalo banyak jagungnya dan juga banyak kelapa, itu yang saya lihat dari atas (pesawat) dan dari bawah," kata Presiden Jokowi pula.
Baca juga: Mentan berharap Bulog segera serap jagung hasil produksi petani
Baca juga: Presiden Jokowi panen jagung di Gorontalo


Pewarta: Muhammad Harianto
Editor: Budisantoso Budiman
COPYRIGHT © ANTARA 2024