Medan (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Sumatera Utara melakukan langkah strategis mulai dari peremajaan sawit hingga pengembangan kawasan industri untuk memperkuat dan meningkatkan daya saing perkebunan di wilayah ini.

Hal itu disampaikan Penjabat Gubernur Sumatera Utara Hassanudin saat menghadiri Sosialisasi Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional (PSN) pada PTPN Group, di Medan, Jumat.

Pada kesempatan itu, Hassanudin menjelaskan Pemprov Sumut memiliki empat strategi untuk memperkuat dan meningkatkan daya saing perkebunan di wilayahnya.

Baca juga: Pakar hukum ingatkan perkebunan sawit berizin wajib dilindungi

Strategi pertama, kata dia, pihaknya akan melakukan peremajaan tanaman sawit yang sudah tua dengan menggunakan bibit unggul, meningkatkan sarana, prasarana, dan infrastruktur perkebunan untuk meningkatkan produksi perkebunan.

"Kedua, melakukan pendekatan penciptaan nilai tambah dan pengembangan pasar. Ketiga melakukan pendekatan kemitraan petani, para pelaku usaha dan BUMN yang saling menguntungkan," ujar dia.

Pemprov Sumut akan melakukan pengembangan kawasan industri yang dimiliki antara lain KEK Sei Mangkei yang memiliki luas kurang lebih 1.933 hektare.

"Perkebunan telah menjadi salah satu tulang punggung utama dalam menggerakkan roda ekonomi daerah. Sektor perkebunan memiliki kontribusi yang cukup signifikan dalam perekonomian Sumut. Jumlahnya mencapai 13,88 persen," kata dia.

Hassanudin menjelaskan Pemprov Sumut memiliki luas perkebunan sekitar 2,2 juta hektare, yang terdiri dari perkebunan rakyat, perkebunan negara dan perkebunan swasta besar.

Perkebunan negara kurang lebih 15 persen dari total luas perkebunan yang ada di Sumut.

Baca juga: Kementan lepas ekspor produk perkebunan ke pasar Asia dan Eropa

Dijelaskannya, komoditas kelapa sawit merupakan sektor perkebunan utama yang dimiliki Sumut dengan luas sekitar 2 juta hektare. Selain tanaman karet, coklat, dan kopi.

"Kita tahu bahwa salah satu produk turunan sawit adalah CPO. Produksinya di Sumut mencapai sekitar 6,4 juta ton. Dari jumlah tersebut 1,4 juta ton atau sekitar 23 persen dihasilkan dari perkebunan negara. CPO sendiri menyumbang sekitar 33 persen dari nilai ekspor Sumut setiap tahunnya. Selain itu menurut data Ditjen Perkebunan, perkebunan sawit di Sumut mampu menyerap sekitar 569.000 tenaga kerja," jelasnya.

Dalam upaya meningkatkan program nilai tambah sawit, pemberdayaan petani sawit, dan kemitraan, dia menjelaskan Provinsi Sumut telah menghasilkan pabrik minyak makan merah yang berada di Deliserdang. Integrasi yang dilakukan oleh PTPN Group merupakan upaya konkret dalam memperkuat dan meningkatkan daya saing sektor perkebunan.

"Pertemuan ini menjadi bagian dari upaya pemerintah pusat bersama pemerintah daerah dan BUMN di sektor perkebunan untuk terus meningkatkan daya saing sektor perkebunan, agar terus tumbuh dan berkelanjutan," kata dia.

Hassanudin mengatakan sosialisasi yang diselenggarakan oleh Dirjen Bina Keuangan Daerah Kementerian Dalam Negeri RI ini dapat memberikan pengetahuan, informasi dan berbagai perkembangan pada sekotr perkebunan.

"Sosialisasi PSN merupakan tonggak penting dalam memastikan kesinambungan dan keberlanjutan pembangunan nasional, serta menjadi cermin dari komitmen bersama dalam mewujudkan kemajuan bangsa.

Pertemuan ini menjadi bagian dari upaya pemerintah pusat bersama pemerintah daerah dan BUMN di sektor perkebunan untuk terus meningkatkan daya saing sektor perkebunan," jelasnya.

Baca juga: Kementan minta gubernur dan bupati awasi pendirian pabrik kelapa sawit

Direktur Manajemen Risiko Holding Perkebunan PTPN III (Persero) M Arifin Firdaus mengatakan Menteri Dalam Negeri memberikan dukungan melalui PSN dalam rangka restrukturisasi perusahaan.

Sebagai perusahaan perkebunan yang terluas di Indonesia, kata dia tujuan utamanya adalah swasembada gula dan kelapa sawit bisa terwujud sesuai dengan yang diharapkan saat ini.


Pewarta: Anggi Luthfi Panggabean
Editor: Nusarina Yuliastuti
COPYRIGHT © ANTARA 2024