Jakarta (ANTARA) -
Anggota Komisi VIII DPR RI Endang Maria Astuti  mengingatkan Kementerian Agama bahwa sosialisasi terkait dengan pencegahan dan pengetahuan lainnya mengenai pneumonia disampaikan kepada seluruh jamaah calon haji (JCH) Indonesia.
 
"Jadi dari sini, bekal itu (pengetahuan mengenai penyakit pneumonia) memang harus sudah disampaikan. Minimal, ketika masuk pemeriksaan (kesehatan) ini akan jauh lebih diingat oleh mereka karena langsung face to face itu," kata Endang dalam keterangannya kepada wartawan di Jakarta, Kamis.

Baca juga: 393 calon haji kloter pertama Aceh tiba di Tanah Suci
 
Menurutnya, dengan sosialisasi itu JCH dapat memiliki persiapan yang lebih mumpuni dalam menjaga kesehatannya.
 
Hal tersebut dia sampaikan menanggapi keadaan cuaca panas di Kota Makkah, Arab Saudi yang membuat seseorang rentan terkena pneumonia atau radang paru-paru.
 
Berikutnya, dia juga mengimbau para calon jamaah haji untuk selalu menjaga pola makan dan minum.
 
"Kita berharap bahwa para jamaah haji ini sejak saat ini sudah membiasakan untuk menjaga pola makan sekaligus untuk minum agar mereka di sana tetap dalam kondisi fit ya karena dengan kondisi yang panas kemudian minumnya kurang, ini kan menjadikan kepala pusing lemas dan sebagainya," jelas dia.

Baca juga: KSAU lepas 302 calon haji di Markas Besar TNI AU
 
Sebelumnya, Kepala Pusat Kesehatan (Kapuskes) Haji Kementerian Kesehatan RI Liliek Marhaendro Susilo menyarankan agar jamaah calon haji untuk melakukan suntik vaksin influenza dan pneumonia secara mandiri sebelum berangkat ke tanah suci.
 
"Yang sunah tadi influenza sama pneumonia. Itu bisa disarankan sendiri oleh jamaah," ujar Liliek.
 
Liliek mengatakan, suntik vaksin influenza dan pneumonia ini dilakukan untuk pencegahan transmisi penularan, mengingat akan ada jutaan orang yang datang ke tanah suci.
 
Berdasarkan catatannya pada 2023 lalu, jamaah Indonesia yang harus dirawat di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) akibat kasus pneumonia sebanyak 1.008 orang. Sementara yang dirawat di RS Arab Saudi sebanyak 240 orang.
 
"Pneumonia menjadi kasus terbanyak yang dialami jamaah pada 2023," kata dia.

Baca juga: Kemarin, izin pengedar rokok hingga jamaah wajib gunakan bisa haji

Pewarta: Tri Meilani Ameliya
Editor: Sambas
COPYRIGHT © ANTARA 2024