Jakarta (ANTARA) - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mengatakan dalam peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia dapat menjadi pengingat urgensi melakukan berbagai aksi iklim karena dampak yang akan dihadapi seluruh manusia.

Berbicara dalam dialog Hari Lingkungan Hidup Sedunia dipantau daring dari Jakarta, Rabu, Dirjen Pengendalian Perubahan Iklim (PPI) KLHK Laksmi Dhewanthi mengatakan terdapat tiga isu yang dihadapi bumi yaitu mencegah kehilangan keanekaragaman hayati, mengantisipasi terjadinya perubahan iklim dan aksi global menekan degradasi lahan serta desertifikasi.

Baca juga: Bulukumba tanam 5.000 mangrove peringati Hari Lingkungan Hidup Sedunia

Dirjen PPI KLHK Laksmi menjelaskan bahwa tiga isu itu sesuai dengan tema peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2024, yang diperingati pada 5 Juni setiap tahunnya, yaitu "Restorasi Lahan, Desertifikasi dan Ketahanan Menghadapi Kekeringan" atau "Land Restoration, Desertification, and Drought Resilience".

"Kita akan mampu menjawab tiga tantangan itu kalau kita mengubah pola produksi dan konsumsi yang tidak berkelanjutan. Jadi sebetulnya kata kuncinya di perilaku kita, bagaimana kita mengubah gaya kita melakukan produksi dan konsumsi," jelasnya.

Terkait perubahan iklim, secara khusus dia mengatakan terdapat urgensi melakukan aksi iklim karena masih belum cukup banyak langkah yang dilakukan untuk menghadapi berbagai tantangan yang ada.

Baca juga: Hari Lingkungan Hidup Sedunia Cilacap tanam 1.600 bibit pohon kelapa

"Iklim selalu berubah, karena ada namanya variabilitas iklim, tapi perubahan itu akan menjadi lebih cepat karena banyak aksi-aksi, banyak kegiatan dan perbuatan manusia yang kemudian memberikan beban tambahan kepada lingkungan sehingga dampaknya menjadi lebih berat lagi," kata dia.

Urgensi diperlukan karena jika tidak dilakukan langkah-langkah drastis maka diperkirakan pada akhir abad ini, katanya, suhu rata-rata permukaan bumi dapat naik lebih dari 2 derajat Celcius.

Dengan kenaikan suhu maka akan berdampak kepada ekosistem yang ada saat ini, terutama dapat mengancam keberadaan mahkluk hidup yang rentan. Dia memberikan contoh nyata dampak peningkatan suhu seperti kenaikan air laut yang akan mempengaruhi komunitas dan ekosistem flora dan fauna serta perubahan pola hujan.

Baca juga: KLHK soroti peran inisiatif lokal dorong pelestarian lingkungan

Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Sambas
COPYRIGHT © ANTARA 2024