Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dr Hasto Wardoyo mengingatkan masyarakat untuk kreatif mengelola pangan lokal dan tidak tergantung dengan produk-produk hasil olahan gandum seperti mi.

“Kita punya telur, ikan yang murah, tetapi kita memilih makan mi, bahkan menjual ikan untuk membeli mi, ini sangat ironis. Kita tidak harus makan mi, makan gandum, karena kita juga punya porang, singkong, banyak sekali bahan-bahan baku yang bisa meningkatkan kualitas penduduk,” ujar Hasto saat menjadi pembicara kunci dalam seminar ASN peduli kependudukan yang diikuti secara daring di Jakarta, Jumat. 

Ia juga menekankan pentingnya tidak hidup boros dan menghabiskan keuangan keluarga untuk kebutuhan-kebutuhan yang tidak perlu, misalnya rokok.

“Marilah kita mulai dari ASN untuk tidak hidup boros, kalau kita lihat pengeluaran di dalam keluarga, tertingginya adalah beras, kedua adalah rokok, tembakau, dan seterusnya, belanja yang sebenarnya tidak dibutuhkan tetapi hanya diinginkan saja,” katanya.  

Selain itu, ia juga menegaskan pentingnya mencintai produk-produk dalam negeri untuk memenuhi kebutuhan keluarga.  

“Kita harus mencintai produk-produk dalam negeri, memanfaatkan produk-produk lokal, nasional untuk pemenuhan kebutuhan keluarga, juga meningkatkan kualitas penduduk dan keluarga,” ucapnya.  

Ia juga mengingatkan agar keluarga kreatif dalam mengolah makanan yang bergizi dan selektif dalam memilih makanan-makanan yang sebetulnya memiliki nilai gizi kurang.

“Kreativitas kita juga sering dipalsu, contohnya cilok, cilok ini bagus kalau ada isinya daging, telur, atau ayamnya, tetapi pada kenyataannya kita masih sering memalsukan, banyak makanan tidak ada isi yang berkualitas. Kalau di luar negeri itu ada hamburger contohnya, terlihat mana karbohidrat (roti), mana protein (daging), dan ada sayurnya,” paparnya.

Ia juga mengajak para ASN untuk menjadi contoh membangun keluarga dengan fisik dan mental yang berkualitas dalam rangka mewujudkan Indonesia Emas 2045.

“Marilah kita bangun bangsa ini, bangunlah jiwanya, bangunlah badannya, jangan terlena hanya badannya yang tidak stunting, tetapi mentalitasnya tidak bagus,” kata dia.

Baca juga: Kepala BKKBN: Perlu kreativitas olah pangan lokal untuk cegah stunting
Baca juga: Kepala BKKBN: Pemberdayaan perempuan bakal hasilkan lansia produktif
Baca juga: Kepala BKKBN sebut pola makan faktor hambat penurunan stunting 
​​​​​​​

 

Pewarta: Lintang Budiyanti Prameswari
Editor: Nurul Hayat
COPYRIGHT © ANTARA 2024