Jayapura (ANTARA) -
Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia Papua memprediksi pada Juni 2024 empat provinsi di Papua akan berlanjut mengalami inflasi karena terjadinya lonjakan permintaan menjelang HBKN Idul Adha 1445 Hijriah.
 
 
Kepala Tim Perumusan Kebijakan Ekonomi dan Keuangan Daerah (KEKDA) KPw BI Papua Agni Alam Awirya di Jayapura, Kamis, mengatakan berdasarkan data terjadi inflasi pada Mei 2024 di seluruh provinsi Papua
 
Papua Selatan sebesar 2,00 persen secara month-to-month (mtm) dan 4,19 persen (yoy), kemudian Provinsi Papua sebesar 0,61 persen (mtm) dan 2,18 persen (yoy).
 
 
 
Lalu Papua Tengah juga alami inflasi pada Mei 2024 yakni 1,43 persen (mtm) dan 5,39 persen (yoy) serta Papua Pegunungan 1,1 persen (mtm) dan 3,57 (yoy).
 
 
"Jadi tekanan inflasi pada Mei 2024 terutama disebabkan oleh
terganggunya aliran pasokan karena daerah pemasok," ujarnya.
 
 
Dia menjelaskan dalam hal ini di Jawa yang terkena banjir sehingga memicu adanya peralihan distribusi pasokan dari Enrekang (Sulawesi Selatan) menuju pulau Jawa.
 
"Selain itu juga pemicu inflasi yang mana sebagian besar wilayah pemasok se-Indonesia telah memasuki
masa kekeringan dan belum memasuki masa panen," katanya.
 
 
Dia menambahkan untuk itu pihaknya terus melakukan upaya pengendalian inflasi dengan memperkuat sinergi dan kolaborasi dengan stakeholder seperti pada Mei 2024.

Bank Indonesia bersama TPID serta mitra strategis telah melakukan berbagai kegiatan untuk
menjaga inflasi tetap terkendali.
 
 
"Kegiatan tersebut antara lain Penyelenggaraan Gerakan Pangan Murah (GPM), Operasi Pasar (OP), dan warung pangan yang diselenggarakan sebanyak 10 kali di wilayah DOB Papua," ujarnya.

Baca juga: BI Papua gelar kompetensi duta QRIS tingkatkan ekonomi digital
Baca juga: BI sebut QRIS di Papua mencapai 2.470.392 transaksi di Maret
Baca juga: BI: Pentingnya inovasi dalam pengembangan sumber ekonomi di Papua

Pewarta: Qadri Pratiwi
Editor: Ahmad Buchori
COPYRIGHT © ANTARA 2024