Semarang (ANTARA) - Program inovasi "Sayangi Dampingi Ibu Anak Kota Semarang" (Sanpiisan) dari Pemerintah Kota Semarang mendapatkan penghargaan bidang Inovasi Pelayanan Publik dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Penghargaan "2024 United Nation Public Service Award" diserahkan perwakilan PBB dan Menteri Dalam Negeri Korea Selatan kepada Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu, di Incheon, Rabu waktu setempat.

"Alhamdulillah, Kota Semarang dapat penghargaan dari United Nations atau Perserikatan Bangsa-Bangsa dalam acara UN Public Service Forum 2024," kata Ita, sapaan akrab Hevearita, dalam pernyataannya di Semarang, Rabu.

Ia menjelaskan bahwa Sanpiisan merupakan program inovasi Dinas Kesehatan Kota Semarang untuk pengentasan stunting dan menekan angka kematian ibu (AKI), angka kematian bayi (AKB), dan ibu hamil berisiko.

Baca juga: Pembangunan Jembatan Nogososro Semarang dimulai pekan depan

Baca juga: Pemkot Semarang-BRIN kolaborasi kembangkan riset ketahanan pangan


Sanpiisan berisi berbagai layanan dan sub program, sebagai upaya promotif dan preventif yang dimulai sejak usia remaja dan bagi calon pengantin, misalnya program pemberian tablet darah, posyandu remaja, penyuluhan kesehatan reproduksi, dan deteksi dini faktor risiko.

Untuk pasangan calon pengantin, kata dia, mendapatkan layanan program Tugu Muda (Calon Pengantin Bugar Produktif Menuju Keluarga Idaman), dan wajib mengikuti edukasi kesehatan reproduksi, KB, perlindungan perempuan dan anak, perkawinan.

Program Tugu Muda adalah kolaborasi Dinas Kesehatan Kota Semarang dengan Kantor Urusan Agama (KUA), Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Anak (DP3A), Dinas Pengendalian Penduduk dan KB, serta TP PKK Kota Semarang.

Kegiatan tersebut dilaksanakan di setiap kecamatan dan setiap calon pengantin berhak mendapatkan sertifikat setelah mengikuti kegiatan Tugu Muda sebagai syarat untuk melakukan pernikahan.

Bagi ibu hamil, ibu nifas, dan bayi akan mendapatkan pendampingan (homecare) oleh petugas Surveilans Kesehatan Ibu dan Anak (Gasurkes KIA) yang akan berkunjung ke rumah klien sebagai upaya preventif dan promotif untuk mencegah kehamilan risiko tinggi.

Selain mendapat edukasi, penyuluhan, ibu hamil dan ibu nifas serta bayi juga dapat mengunduh aplikasi Sayang Bunda melalui Play Store Android yang memiliki fitur yang bermanfaat bagi ibu hamil dan keluarga.

Fitur tersebut, di antaranya "go bumil" untuk permintaan pendampingan oleh petugas kesehatan, kalender kehamilan, artikel kesehatan, request pendampingan, memanggil Ambulans Hebat, dan informasi layanan kesehatan di Kota Semarang.

Sanpiisan tidak hanya sebatas pelayanan di ranah fasilitas kesehatan dan masyarakat, namun juga ke perusahaan dengan layanan Gepuk Pepes (Gerakan Peduli Kesehatan Pekerja Perempuan Sehat).

Pekerja perempuan di perusahaan yang hamil dan nifas atau mempunyai bayi mendapatkan keistimewaan berupa cuti hamil atau melahirkan, waktu untuk menyusui, Ojek ASI, kelas ibu hamil, pemeriksaan kesehatan dan edukasi atau konseling kesehatan, serta pelayanan KB.

Dari sisi pembiayaan kesehatan di masyarakat, ibu dan bayi mendapatkan layanan UHC (Universal Health Coverage) yang menjamin pembiayaan persalinan dan perawatan bayi baru lahir.

"Matur nuwun Dinas Kesehatan Kota Semarang. Mari lanjutkan dan semoga di tahun 2025 bisa meraih penghargaan kembali di Uzbekistan. Terima kasih seluruh warga masyarakat atas semua dukungan untuk kota Semarang yang semakin kondang," katanya.

Selain Kota Semarang, delegasi dari Indonesia dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) juga mendapatkan penghargaan dari inovasi Sistem Informasi Data Indeks Kerentanan (Sidik).

"Dari jajaran 13 negara yang hadir di UN Public Service Forum 2024, Indonesia dapat dua penghargaan, yakni dari KLHK dan Pemerintah Kota Semarang. Alhamdulillah, Kota Semarang sudah 'go internasional', tidak kaleng-kaleng penghargaannya langsung dari PBB," kata Ita.*

Baca juga: Wali Kota Semarang panen lele dan telur ayam di sekolah

Baca juga: Pemkot Semarang siap olah limbah sampah jadi Petasol

Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
COPYRIGHT © ANTARA 2024