Jakarta (ANTARA) - Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin mengatakan bahwa penyelesaian krisis iklim harus dengan inovasi dan prinsip keadilan.

Demikian disampaikan Wapres dalam sambutannya pada acara puncak peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2024 di Arboretum Manggala Wanabakti, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Jakarta, Jumat.

Wapres menjelaskan peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2024 berfokus pada isu pentingnya pemulihan lingkungan untuk mengatasi degradasi lahan, membangun ketahanan terhadap cuaca ekstrem, sekaligus menurunkan kemiskinan dengan meningkatkan mata pencaharian masyarakat.

"Di Indonesia, tema ini dipertajam dengan fokus pada penyelesaian krisis iklim dengan inovasi dan prinsip keadilan," ujar Wapres Ma'ruf Amin yang dipantau secara daring.

Wapres menegaskan tema itu menjadi pengingat sekaligus ajakan untuk menyelesaikan akar masalah krisis iklim melalui terobosan dan inovasi konsisten oleh seluruh pemangku kepentingan.

Baca juga: Menteri LHK soroti partisipasi publik di puncak Hari Lingkungan Hidup

"Dengan tetap mengedepankan prinsip inklusivitas, keadilan dalam satu generasi, dan keadilan antar-generasi," ucap Wapres.

Wapres juga mengatakan perjuangan mengatasi perubahan iklim dan kerusakan lingkungan sepenuhnya ditujukan untuk melindungi dan mempersiapkan pemenuhan kebutuhan generasi saat ini dan generasi-generasi yang akan datang.

Namun Wapres menekankan perjuangan tersebut tetap dengan memperhatikan keberlanjutan pelestarian sumber daya alam.

Dalam kesempatan itu Wapres menyampaikan krisis lingkungan merupakan masalah global yang membutuhkan kerja sama seluruh aktor baik negara, organisasi internasional, pelaku usaha, hingga masyarakat.

Oleh karena itu, lanjutnya, Indonesia turut berupaya melakukan pelestarian lingkungan berkelanjutan melalui komitmennya dalam Perjanjian Paris yang diratifikasi dalam Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2016.

Baca juga: Wapres: Kembangkan teknologi energi terbarukan atasi perubahan iklim

Pemerintah juga menargetkan penurunan emisi gas rumah kaca sebesar 31,89 persen melalui skenario upaya sendiri dan sebesar 43,2 persen melalui dukungan internasional pada 2030 yang difokuskan pada lima sektor yaitu kehutanan, energi, limbah, proses industri, dan penggunaan produk serta pertanian.

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya melaporkan rangkaian peringatan Hari Lingkungan Hidup di Indonesia telah berlangsung sejak 5 Juni hingga puncaknya pada 5 Juli ini.

"Kegiatan dalam konteks partisipasi publik yang luas seperti untuk pemulihan lingkungan dengan sedekah hutan, penanaman pohon dan mangrove di berbagai daerah, coastal clean up di Banten, festival sungai seperti di Ciliwung, kemah lingkungan komunitas Vespa Mods Mayday menanam, dan lain-lain," katanya.

Baca juga: Menteri LHK ingatkan peran kearifan lokal dalam pelestarian lingkungan

Khusus puncak acara, Menteri LHK mengatakan mengundang 44 duta besar negara sahabat, 14 mitra pembangunan, serta para pemimpin redaksi media nasional, dan 57 perwakilan pemuda penggiat lingkungan.

"Acara dikemas dalam bentuk jamuan makan siang persahabatan untuk memperkuat hubungan bilateral dan multilateral antara Indonesia dengan negara sahabat dan organisasi internasional dalam rangka menjalin kerja sama di bidang lingkungan hidup dan kehutanan," ujarnya.

Sebagai wujud jalinan kerja sama internasional untuk penanganan masalah lingkungan, dalam kesempatan tersebut dilakukan peluncuran Ambassador Bamboos Bike Club. Menteri LHK menyerahkan sepeda bambu kepada Duta Besar Norwegia untuk RI, Duta Besar Selandia Baru untuk RI, Duta Besar Denmark untuk RI, Duta Besar Mesir untuk RI, mitra pembangunan UNDP, perwakilan Duta Besar Jepang untuk RI, dan perwakilan Duta Besar Kanada untuk RI.

Acara diakhiri dengan peresmian Indonesia Green TV dan Taman Arboretum Manggala serta penanaman pohon oleh Wapres.

Baca juga: KLHK ingatkan urgensi aksi iklim dalam Hari Lingkungan Hidup Sedunia
Baca juga:  Save the Children ingatkan efek domino krisis iklim pada anak 

Pewarta: Benardy Ferdiansyah
Editor: Risbiani Fardaniah
COPYRIGHT © ANTARA 2024