Ambon (ANTARA) - Kepala Kepolisian Resort (Kapolres) Maluku Barat Daya (MBD) AKBP Pulung Wietono mengingatkan warga meningkatkan waspada saat melakukan aktivitas di laut selama kondisi cuaca ekstrem melanda Pulau Maluku.

Hal ini dikatakannya menyusul adanya peristiwa Kapal KM Artomoro 2, jenis kapal besi dengan bobot muatan 637 GT, yang ditumpangi 16 kru tenggelam di Selat Timor antara Pulau Atauro (Timor Leste) dengan Pulau Lirang (Indonesia).

“Tenggelamnya KM Artomoro 2 di Selat Timor antara Pulau Atauro dengan Pulau Lirang (merupakan sebuah fenomena alam yang tidak dapat dipungkiri, insiden tersebut kiranya sebagai pelajaran kepada kita untuk lebih waspada,” kata Pulung melalui keterangan pers, di Ambon, Jumat.

Menurutnya, insiden tersebut dapat terjadi karena dipengaruhi oleh beberapa hal antara lain keadaan cuaca di laut yang ekstrem, seperti gelombang tinggi dan angin kencang. Selain itu kapal juga kelebihan muatan sehingga sulit bermanuver guna menghindar dari hantaman gelombang.

Baca juga: Basarnas evakuasi empat orang kecelakaan kapal di PerairanWakatobi

Ia menjelaskan Kapal KM. Artomoro mengangkut bahan bangunan pada Kamis (30/6) soredari Pelabuhan Flores, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), dengan tujuan Kabupaten Bade, Provinsi Papua Selatan.

Kapal diterjang badai pada Selasa (2/7) sekitar pukul 11.00 WITA, sehingga terbalik dan tenggelam, sementara ke 16 kru kapal berupaya menyelamatkan diri. Kru kapal diselamatkan oleh petugas Polisi Perairan Republik Demokratic Timor Leste (RDTL), Marine Timor Leste, Imigrasi Timor Leste, bersama Wali Kota Atauro dengan menumpang kapal patroli.

Sebanyak 10 ABK ditampung di Pos UPM Pulau Atauro, sedangkan 5 ABK lainnya dirawat di Rumah Sakit Atauro, dan untuk satu orang ABK dinyatakan hilang terbawa arus dan masih dilakukan pencarian.

Baca juga: KSOP: Emergency Response Team evakuasi penumpang kapal tenggelam

Upaya pencarian terus dilakukan oleh Pemerintah Kecamatan Wetar Barat maupun aparat TNI-Polri dengan menyusuri pesisir pantai Desa Ustutun bersama warga, namun belum membuahkan hasil.

Korban ternyata terdampar di tepi pantai dan ditemukan oleh warga nelayan asal Kota Mametang, Kotamadya Atauro, yang baru pulang melaut sekitar pukul 03.00 WITA pada Kamis (4/7).

Penemuan tersebut dilaporkan ke Pos UPM Pulau Atauro dan ditangani oleh Kepolisian setempat, jenazah korban akhirnya dibawa dan disemayamkan di Rumah Sakit Atauro.

“Sesuai hasil koordinasi kami dengan Plh Camat Wetar Barat Corneles Makati, jenazah korban dan 15 ABK lainnya akan dievakuasi oleh aparat Kepolisian Timor Leste dari Pulau Atauro menuju ke Kedutaan Besar RI di Dili Timor Leste dengan menggunakan kapal cepat,“ ucapnya.

Baca juga: Tim SAR Babel mencari tiga ABK kapal nelayan tenggelam di Laut Jawa

Pewarta: Winda Herman
Editor: Risbiani Fardaniah
COPYRIGHT © ANTARA 2024