Lebak (ANTARA News) - Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Banten, Brigjen Pol Pradopo Timor, meminta masyarakat mewaspadai jaringan terorisme masuk ke wilayah Banten. Oleh karena itu, jika ada warga baru yang tidak dikenal hendaknya masyarakat mempertanyakan identitas diri warga tersebut, katanya kepada ANTARA News di Lebak, Minggu. Ditemui disela-sela pemberian pelatihan penanggulangan bencana dan tsunami kepada 31 relawan Paguyuban Warga Banten (Puwnten), ia meminta kepada masyarakat, apabila ada orang yang mencurigai sebaiknya segera dilaporkan kepada aparat kepolisian setempat. Peran tokoh masyarakat serta aparat desa dapat bekerjasama dengan aparat kepolisian untuk menumpas ruang gerak jaringan mereka. Apalagi, tokoh terorisme, seperti Abu Dujana, dan kawan-kawan hingga kini belum juga tertangkap aparat, sehingga mereka kemungkinan bisa juga mempengaruhi masyarakat untuk perekrutan anggota-anggota baru. Namun demikian, hingga saat ini wilayah Banten aman dan tidak dimasuki jaringan terorisme. "Saya bersama anggota terus melakukan pembinaan serta kewaspadaan bahaya terorisme hingga ke pelosok-pelosok desa terpencil di Banten," jelasnya. Untuk mengantisipasi masuknya jaringan terorisme di Banten, kata dia, pihaknya kini telah membentuk Polisi Masyarakat (Polmas) yang ditugaskan setiap desa satu anggota polisi. "Tahun ini kami telah membentuk pos polisi masyarakat sebanyak 200 desa dan diharapkan persoalan-persoalan yang ada bisa dipecahkan bersama polisi dan masyarakat," katanya. Ia mengatakan, guna memenuhi kebutuhan anggota Polmas di Banten pihaknya setiap tahun akan merekrut anggota polisi baru sebanyak 300, sehingga anggota lama yang bertugas di Polres maupun Polsek bisa ditugaskan di Polmas tersebut. (*)

Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2007