Banda Aceh (ANTARA) - Kejaksaan Negeri (Kejari) Banda Aceh bersama Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) atau Wilayatul Hisbah (WH) Banda Aceh melakukan eksekusi cambuk terhadap dua pasangan (empat orang) terpidana pelanggaran syariat Islam.

"Jadi kita memfasilitasi eksekusi hukuman cambuk oleh kejaksaan, ada dua pasangan yang dicambuk hari ini," kata Kabid Penegakan Syariat Islam Satpol PP/WH Banda Aceh, Roslina, di Banda Aceh, Kamis.

Kedua pasangan yang dihukum cambuk tersebut yakni AD, JN, HE, dan RA. Keempat terpidana itu dinyatakan terbukti melanggar Pasal 25 Ayat 1 Qanun Aceh Nomor 6 Tahun 2014 tentang Hukum Jinayat.

Semua pelanggar syariat Islam itu terbukti melakukan perbuatan ikhtilat (bermesraan), sehingga dihukum sebanyak 17 kali cambuk setelah pemotongan tiga bulan masa tahanan (per bulan dipotong satu kali cambuk).

Roslina menjelaskan dua pasangan itu ditangkap di lokasi berbeda, yakni di wilayah Kecamatan Syiah Kuala dan Kecamatan Kuta Alam.

Di Kecamatan Syiah Kuala, kata dia, mereka ditangkap dalam sebuah rumah kos, sedangkan wilayah Kecamatan Kuta Alam ditangkap dalam mobil di ruang terbuka atau parkiran umum.

"Kedua pasangan itu melakukan perbuatan ikhtilat, jadi sudah masuk dalam perbuatan bermesraan dan dilarang dalam Qanun Jinayat," ujarnya.

Dia menuturkan bahwa selama 2024 kasus pelanggaran syariat Islam mulai berkurang, sehingga hukuman cambuk terhadap dua pasangan (empat orang) yang melanggar syariat Islam itu merupakan yang pertama kali dalam tahun ini.

"Selama ini hukuman cambuk sudah mulai berkurang karena memang melihat perkembangan di Banda Aceh tingkat pelanggaran menurun. Tahun 2024 ini baru kali pertama hukuman cambuk," ujar Roslina.

Baca juga: Kepala sekolah dan wakilnya divonis hukum cambuk 30 kali di Aceh Jaya
Baca juga: Pasangan non muhrim jalani hukuman cambuk di Bener Meriah
Baca juga: Oknum PNS Aceh dicambuk 18 kali karena berbuat mesum

Pewarta: Rahmat Fajri
Editor: Laode Masrafi
COPYRIGHT © ANTARA 2024