Menurut pelatih menembak Bangka Belitung, Suharto di Sungailiat, Kamis, kelima atlet yang diterjunkan pada event nasional PON XX Papua merupakan atlet terlatih yang sudah memiliki pengalaman bertanding baik tingkat lokal maupun nasional.
"Kelima atlet menembak yang kami ikutkan pada PON XX Papua terdiri dari atlet putra dan putri untuk mengikuti lima kelas yang diperlombakan," jelasnya.
Baca juga: Perbakin Papua Barat kirim tiga atlet potensial ke PON
Pada knis senjata angin kata dia, atletnya disiapkan untuk kelas jarak tembak 10 meter, senjata api kaliber 22 berjarak 50 meter, kelas reaksi berjarak kurang lebih 10 meter serta kelas trap jarak 40 sampai 50 meter.
Suharto mengakui, persaingan ketat akan dihadapi atlet asal kota besar seperti Jakarta, Jawa Timur dan bahkan atlet dari Jawa Barat sudah ditangani pelatih tingkat dunia asal Korea Selatan.
"Kami tetap semangat dan optimis bahkan menargetkan mendapat medali meskipun berhadapan dengan atlet-atlet ternama karena atlet asal Bangka Belitung didampingi oleh mantan atlet nasional," katanya.
Dikatakan, semangat juang para atlet terus didorong untuk memperebutkan medali pada cabang menembak sebagai salah satu cabang olahraga bergengsi.
"Mengatur strategi dalam kejuaraan menembak sangat kami diperlukan untuk membaca kelemahan lawan, rata - rata usia atlet menembak yang kami bawa di PON XX Papua antara 20 sampai 30 tahun," jelasnya.
Dia berharap masyarakat Bangka Belitung mendoakan seluruh atlet yang ikut dalam PON XX Papua agar meraih poin yang memuaskan dan membawa nama baik daerah.
Untuk memajukan olahraga kata Suharto harus mendapat dukungan penuh semua pemangku kepentingan mulai dari pemerintah daerah setempat hingga pelaku usaha.
"Untuk mengembangkan olahraga harus dilakukan terpadu, saya berkeyakinan jika olahraga di suatu daerah maju baik di tingkat nasional bahkan internasional akan berdampak positif pada kemajuan sektor lainnya di daerah itu," jelas Suharto.
Baca juga: PON Papua dan ekspos protokol kesehatan
Pewarta: Kasmono
Editor: Teguh Handoko
Copyright © ANTARA 2021