Menurut mantan kapten Persipura Jayapura itu, wajar dalam sebuah turnamen tuan rumah harus menghadapi lawan yang lebih fokus merapatkan pertahanan sebagaimana sudah dialami Papua dalam nyaris semua pertandingan PON Papua.
Eduard memperkirakan Sumatera Utara juga akan menerapkan hal serupa dengan menjaga kedalaman sekalipun lawannya itu dibebani target wajib menang agar lolos ke semifinal.
"Itu bukan barang baru, sejak jauh hari saya antisipasi ke tim bahwa semua tim yang menghadapi tuan rumah pasti akan lebih banyak jaga kedalaman," kata dia saat dihubungi dari Jayapura, Sabtu.
Baca juga: Azzahra tebus kegagalan dengan emas 400m gaya ganti putri
"Mereka pasti akan lebih bertahan menunggu kami di sepertiga lapangan mereka, menunggu kami buat kesalahan dan melancarkan serangan balik," sambung Eduard.
Menurut Eduard, hal serupa dialami ketika Papua menghadapi Aceh sehingga hanya bisa menang tipis 1-0 karena lawannya lebih banyak menjaga lini pertahanannya sendiri.
Sayang, meski sudah diwanti-wanti Eduard, para pemain Papua masih kurang berani memainkan bola di depan lini belakang Aceh.
Apalagi kapten Papua Ricky Ricardo Cawor yang juga top skor sementara PON Papua dengan tujuh gol kerap dijaga dua orang atau lebih pemain Aceh setiap kali mendapat bola.
Baca juga: Triyaningsih syukuri tiga medali yang didulangnya dari PON XX Papua
"Jadi memang posnya Ricky tidak berjalan baik, rasanya mereka juga melihat kekuatan kami. Kemarin kami kurang sabar juga ada jarak antara penyerang dan gelandang yang terputus," kata dia.
"Itu semua sudah coba kami perbaiki, karena kami yakin besok Sumut tidak akan menyerang dengan frontal sejak awal walaupun mereka butuh memenangkan pertandingan."
"Tapi pasti awalnya Sumut juga akan jaga kedalaman sehingga kami butuh kesabaran untuk membongkar pertahanan yang rapat," kata Eduard.
Papua sementara memuncaki klasemen Grup D dan hanya membutuhkan imbang agar lolos ke semifinal sebagai juara grup.
Baca juga: Tim dayung Jabar petik berkah dari pandemi
Pewarta: Gilang Galiartha
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2021