Lebak (ANTARA) -
Harga beras di sejumlah pasar tradisional di Kabupaten Lebak, Banten selama sepekan terakhir mengalami kenaikan rata-rata pada semua jenis Rp500 per kilogram.
 
"Kami kebingungan kenaikan beras itu, karena berdampak terhadap omzet penjualan," kata H Baden, seorang pedagang beras, di Pasar Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Minggu.
 
Kenaikan harga beras medium itu terjadi pada semua jenis mengalami kenaikan Rp500 per kilogram.
 
Untuk beras medium KW I itu dijual Rp11.500 per kilogram dari sebelumnya Rp11.000 per kilogram.
 
Beras medium KW II dijual Rp10.500 per kilogram dari semula Rp10.000 per kilogram.
 
Sedangkan, beras medium KW III dijual Rp9.500 per kilogram dari sebelumnya Rp9.000 per kilogram.
 
"Kenaikan harga beras itu terjadi sejak sepekan terakhir," kata H Baden.
 
Ia mengatakan, kenaikan harga beras tersebut akibat minimnya stok gabah di tingkat petani selama sebulan terakhir.
 
Petani di sejumlah daerah di Kabupaten Lebak dan Pandeglang sudah memasuki panen, namun petani tidak bisa memproduksi beras sehubungan curah hujan tinggi.
 
"Saya kira petani tidak bisa menjemur gabah, karena curah hujan tinggi juga ditambah cuaca berawan," katanya menjelaskan.
 
Begitu juga Ujang, seorang pedagang beras di Pasar Maja Kabupaten Lebak mengaku hampir setiap pekan harga beras terus merangkak naik akibat minimnya pasokan beras lokal.
 
Kebanyakan pedagang beras di sini dipasok dari petani Kabupaten Lebak, Pandeglang, dan Serang. Pedagang beras rata-rata menjual beras jenis medium dan tidak menjual beras premium.
 
"Kami sekarang penjualan beras turun 30 persen dari omzet penjualan harian akibat harga beras naik," kata Ujang.
 
Kepala Bidang Produksi Pangan Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Deni Iskandar mengatakan saat ini stok pangan menurun akibat adanya keterlambatan musim tanam pada bulan Oktober-November 2022.
 
Namun, pada Desember 2022 sampai Januari 2023, gerakan tanam dilakukan hingga mencapai puluhan ribu hektare.
 
Kemungkinan musim panen raya pada bulan Maret-April 2023 dipastikan melimpah dan memenuhi permintaan pasar.
 
Untuk saat ini, stok gabah minim, sehingga harga gabah kering panen (GKP) juga mengalami kenaikan hingga Rp5.000 per kilogram dari sebelumnya Rp4.300 per kilogram.
 
"Kami meyakini meski produksi pangan menurun, namun kebutuhan beras terpenuhi, tetapi harga terjadi kenaikan," katanya pula.
 
Kepala Bidang Perdagangan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Lebak Dedi Setiawan mengatakan pihaknya akan koordinasi dengan Perum Bulog Warunggunung untuk mengetahui penyebab harga beras terjadi kenaikan.
 
Apa penyebab kenaikan harga beras di pasaran dan jika produksi pangan menurun, maka stok beras yang ada di Gudang Perum Bulog segera didistribusikan ke sejumlah pasar tradisional di Kabupaten Lebak.
 
"Kami berharap dengan koordinasi itu dapat mengantisipasi harga beras tidak terjadi kenaikan, karena bisa memicu inflansi," katanya lagi.
Baca juga: Harga beras dan bahan pokok lainnya di Aceh Barat merangkak naik
Baca juga: Pemprov Jatim menggelar operasi pasar tekan kenaikan harga beras

Pewarta: Mansyur suryana
Editor: Budisantoso Budiman
COPYRIGHT © ANTARA 2023